Kamis, 23 September 2010

Catatan Kuliah 4

CATATAN KULIAH PERTEMUAN KE-4

EPISTEMOLOGI : EMPIRISME
Rene Descartes :
Bapak rasionalisme modern,menurut rene Descartes ada tidak adanya sesuatu itu karena kita yang berfikir karena dipikirkan,jadi yang menentukan semua adalah rasio dari kesadaran kita.
Aku berfikir maka aku ada
Cogito ergo sum...(think.thereforer,exist)
Seandainya kubayangkan kepala lepas dari tubuhku,apakah aku masih ada.
·         Cogito ergo sum,rasio adalah indikator kebenaran yang universal (logika),bahkan indikator baik-buruk secara moralitas (etika).
·         Metodenya harus pasti à metafisika àskeptisisme metodikal metodikal (metodologikal)=menggunakan keraguan untuk mencapai pengetahuan sejati.
·         Dari INTUISI sesuatu yang tak terbantahkan secara rasional dan DEDUKTIF

EPISTEMOLOGI : RASIONALISME
Tiga persyaratan keyakinan DESCARTES;
·         Kepastian = satu-satunya keyakianan,walaupun ada keyakinan yang berbeda. Rasio manusia mampu melakukan ini karena sudah bawaan (teori ide Innate)
·         Kepastian = keyakinan terakhir,tidak digantungkan pada keyakinan lainnya.
·         Kepastian = harus tentang sesuatu yang eksis.
Tidak boleh sesuatu yang sifatnya DEPETABLE,rasio harus diutamakan sehingga bisa jadi titik pembeda.

EPISTEMOLOGI: EMPIRISME
John lockeàide muncul setelah pengalaman
·         tak ada ide bawaan !tabula rasa.pengalaman itulah yang direfleksikan menjadi ideà pengetahuaan sederhana.contoh; ditangkap oleh indra misalnya kita lihat warna hijau,biru,merah.
·         Apa yang didapat dari indra itu,tidak ditangkap pasif oleh rasio. Rasio mengelolahnyaà pengetahuan komplekàbila indrawi diolah
·         Tapi ada juga pengetahuan yang objektif (kualitas primer).seperti luas,berat,gerak,dan jumlah (mengikuti DESCRATES)
·         Indra manusia umumnya samapi pada subjektivitas (kualitas sekunder)
Contoh kalo kita gelut,kualitas sekundernya; sakit,lucu,malu,marah (yang diinget).
·         Tabula rasaàkita dilahirkan masih kosong,tidak punya otak

EPISTEMOLIGI : EMPIRISME
George Berkeley
Pengalaman bukan mempersiapkan fisik benda, tetapi persepsi tentang sifat (kualitas) nya aja.tidak ada kualitas primer yang ada kualitas sekunder saja.
Kualitas sekunder àyang berkesan terhadap pengalaman

EPISTEMOLOGI:EMPIRIS
David Hume
Ada 2 jenis persepsi manusia :
Gagasan dan kesan :
·         Gagasan sederhana (tunggal),muncul dari kesan sederhana,langsung terkait dengan satu konsep tertentu (merah)
·         Gagasan kompleks,muncul dari kesan kompleks (KOTA). Tak terkait langsung pada suatu konsep,tetapi bisa dipecah menjadi banyak gagasan sederhana.
-jika tidak ada kesan tak ada gagasan
      
      EPISTEMOLOGI : EMPIRISME
            Manusia terbiasa membuat gagasan kompleks melalui 3 cara ;
1.      Kemiripan
2.      Kedekatan
3.      Kausalitas
Sebagian besar dari otak untuk penglihatan
EPISTEMOLOGI : POSITIVISME
Auguste Comte
1.      Tahap teologis (fiktif)manusia percaya pada hal-hal fiktif
2.      Tahap metafisika (abstrak) lebih rasional masih ada mistisnya
3.      Tahap positiv (RIIL) meniadakan camper tangan supra natural
POSITIV berarti
·         Kenyataan (khayal) à objek kajian tunggal
·         Kepastian (keraguan)à keseimbangan logis
·         Ketetapan(kekaburan)à kejelasan pengertian
·         Kemamfaatan (sekedar rasa ingin tahu)à kemajuan
·         Keteraturan(negatif)àpenataan,penertiban
LIMA ASUMSI DASAR POSITIVISME
1.      Logiko empirisme
Experimen harus bisa diexperimenkan
2.      Realita objektif
Subjek tidak boleh diinterprestasikan sendiri-sendiri
3.      Reduksionisme
Setiap objek dapat diamati dalam satuan kecil.jika tidak,itu bukan realitas  (mis: TUHAN)
4.      Determinisme
Keterangan dunia karena hukum kausalitas yang linier dengan ilmu dunia dapat dikendalikan.
5.      Asumsi bebas nilai
Tak ada tempak untuk subjektivitas,sehingga nilai-nilai tak relevan.ilmu selalu bebas nilai.

 REFLEKSI
Epistemologi (filsafat ilmu) Epistemologi adalah pengetahuan sistematik mengenai pengetahuan. Ia merupakan cabang filsafat yang membahas tentang terjadinya pengetahuan, sum-ber pengetahuan, asal mula pengetahuan, sarana, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan (ilmiah). Perbedaan landasan ontologik menyebabkan perbedaan dalam menentukan metode yang dipilih dalam upaya memperoleh pengetahuan yang benar. Akal, akal budi, pengalaman, atau kombinasi akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana mencari pengetahuan yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga dikenal model‑model epistemologik seperti rasionalisme, empirisme, rasionalisme kritis, positivisme, feno­menologi dan sebagainya. Epistemologi juga membahas bagaimana menilai kelebihan dan kelemahan suatu model epistemologik be­serta tolok ukurnya bagi pengetahuan (ilmiah), seperti teori ko­herensi, korespondesi pragmatis, dan teori intersubjektif. Pengetahuan merupakan daerah persinggungan antara benar dan diperca-ya. Pengetahuan bisa diperoleh dari akal sehat yaitu melalui pengalaman secara tidak sengaja yang bersifat sporadis dan kebetulan sehingga cenderung bersifat kebiasaan dan pengulangan, cenderung bersifat kabur dan samar dan karenanya merupakan pengetahuan yang tidak teruji. Ilmu pengetahuan (sains) diperoleh berdasarkan analisis dengan langkah-langkah yang sistematis (metode ilmiah) menggunakan nalar yang logis. Sarana berpikir ilmiah adalah bahasa, matematika dan statistika. Metode ilmiah mengga-bungkan cara berpikir deduktif dan induktif sehingga menjadi jembatan penghu-bung antara penjelasan teoritis dengan pembuktian yang dilakukan secara empiris. Secara rasional, ilmu menyusun pengetahuannya secara konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan pengetahuan yang sesuai dengan fakta dari yang tidak. Dengan metode ilmiah berbagai penjelasan teoritis (atau ju-ga naluri) dapat diuji, apakah sesuai dengan kenyataan empiris atau tidak. Kebenaran pengetahuan dilihat dari kesesuaian artinya dengan fakta yang ada, dengan putusan-putusan lain yang telah diakui kebenarannya dan tergantung kepada berfaedah tidaknya teori tersebut bagi kehidupan manusia. Jika seseorang ingin membuktikan kebenaran suatu pengetahuan maka cara, sikap, dan sarana yang digunakan untuk membangun pengetahuan tersebut harus benar. Apa yang diyakini atas dasar pemikiran mungkin saja tidak benar karena ada sesuatu di dalam nalar kita yang salah. Demikian pula apa yang kita yakini karena kita amati belum tentu benar karena penglihatan kita mungkin saja mengalami penyimpangan. Itulah sebabnya ilmu pengetahan selalu berubah-ubah dan berkembang. Aksiologi ilmu (nilai kegunaan ilmu) Meliputi nilai‑nilai kegunaan yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau ke­nyataan yang dijumpai dalam seluruh aspek kehidupan. Nilai-nilai kegunaan ilmu ini juga wajib dipatuhi seorang ilmuwan, baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu.

0 comments:

Posting Komentar